Kamis, 29 Januari 2015

Catatan Perjalanan Goa Langse Parang Tritis Jogja


Goa Langse

Goa Langse

 
Berawal dari satu cerita dari seorang sahabat Nyimas Kencana Wungu, dia melakukan perjalanan spiritual sendirian di malam hari. Dan bercerita bagaimana aura mistis yang sangat tebal menyelimuti ruang dan kawasan Goa ini.

Saya berangkat jam 03:00wib dini hari dari Jakarta menggunakan kendaraan menuju Jogja. Estimasi perjalanan target 10 jam sudah tiba di Kota Jogja. Tiba di Kota Jogja jam 13:00wib siang.

Saya langsung menuju tempat tujuan utama, yaitu Goa Langse. Dari Jogja bisa mengambil arah Pantai Parang Tritis sekitar 1jam dengan jarak 27KM. Disaat tiba di Pantai Parang Tritis bergerak ke arah timur, apabila bingung anda dapat bertanya pada warga lokal.

Jalur Menuju Goa Langse
Jalur pedesaan yang sangat memanjakan mata, pemandangan yang indah tentunya membuat anda akan tenang dan damai.

Jalur Menuju Goa Langse, dibawah Pantai Parang Tritis
Pantai Parang Tritis dari Kejauhan

Jalur Menuju Goa Langse
Sesekali saya berhenti untuk mengabadikan moment berharga ini, subhan Allah sungguh ini ciptaan-Mu. Jangan khawatir untuk bertanya pada warga sekitar, karena saya melakukan hal ini dan Alhamdulillah tiba di Pos Penjagaan Goa Langse.

Pos Lapor Goa Langse
Kendaraan dapat parkir di Area Pos Penjagaan, aman. Untuk biaya tidak dipatok harga tergantung dari pengunjung memberikan donasi. Setelah mendaftar penjaga inipun menemani saya menuju Goa. Karena jalur yang sangat berbahaya, disarankan menggunakan Guide.                                            Tarif Guide Penjaga Rp.100.000,-

Tidak hanya sebagai Guide, beliau membantu membawakan air dan makanan.
Untuk awal perjalanan kita akan melewati jalur hutan.
Jalur Menuju Goa Langse dengan Berjalan Kaki
Jalur Goa Langse
Jalur menuju Goa Langse sangat dijaga dan dipelihara oleh penduduk setempat. Selepas dari jalur Pepohonan, inilah persiapan anda harus berhati-hati. Salah melangkah nyawa melayang, anda akan menuruni tebing yang terjal. Tanpa pengaman tentunya saya harus berhati-hati, walaupun sudah disediakan anak tangga dan tali tiap menuruni tebing-tebing.

Jalur setapak dengan sisi tebing terjal
Pemandangan langsung pantai dibawah, membuat saya berhenti sejenak sambil menikmati udara sejuk pantai.

Menuruni Tebing
Berjalan dengan hati-hati dan tidak mengejar waktu membuat diri saya lebih tenang dalam perjalanan ini. Setelah saya menuruni tebing dan di jalur akhir baru jalan menjadi datar. Namun, disinilah tantangan yang sebenarnya dimulai.

Tidak heran beberapa pada bulan maret 2014 salah satu paranormal asal Semarang harus kehilangan nyawa di Goa ini. Sayang saya tidak sempat mengabadikan jalur ini, tapi saya coba mengkopi foto salah satu peziarah saat menapaki jalur.

Sangat berbahaya apabila kehilangan keseimbangan pada saat menapaki jalur ini, satu langkah salah, jurang menanti.
Jalur Goa Langse
Alhamdulillah, setelah melewati jalur extreme diatas, tibalah saya di Goa Langse
View dari Goa Langse

View dari Goa Langse
Dan didepan sudah tampak pintu masuk Goa Langse, dan hebat seorang ibu tua yang membuka warung tepat di bibir Goa.
Pintu Goa Langse Sebelah Kanan

Goa Langse dan Warung Ibu Penjual Makanan
Sebelah kiri dari tangga masuk Goa, terdapat tempat istirahat ukuran 2x3 meter untuk pengunjung yang ingin beristirahat. dan Sebelah kanan warung si ibu.
Masuk ke Dalam Goa Langse
Sayapun masuk kedalam bersama teman saya. Saya merasakan energi yang besar menyelimuti tiap dinding-dinding Goa. Semakin penasaran didalam Goa yang menurut cerita tempat petilasan dua Tokoh Sentral Spiritualis Jawa Sunan Kalijaga dan Panembahan Senopati.

Lebar Goa ini tidak lebih dari 10 Meter dan Panjang 30 Meter, dan tempat petilasan tersebut kita harus menaiki tangga kembali sampai jalan mengecil.

Tiba di titik petilasan biasa yang digunakan peziarah untuk semedi, sayapun mencoba untuk hening. Lucu hawa yang saya rasakan didalam terasa sangat sejuk dan adem, sementara teman saya mandi keringat terus menerus panas disini. tidak lama sayapun ditinggal sendirian.


Hening, Goa Langse
Didalam saya melihat bekas sisa orang yang mengadakan ritual, entah ritual seperti apa, asal tidak berlaku syirik pada Allah SWT ya.

Kurang lebih 1 jam saya didalam sendiri tanpa lampu, cahaya, suara  yang mengganggu. Betul adanya atas kepercayaan orang-orang Goa Langse mengandung daya magis yang sangat kuat.

Sayapun kembali dengan perut lapar, dan mampir di warung ibu untuk makan, dan sedikit mengabadikan apa yang saya lihat.
View dari Goa Langse

View dari Goa Langse
Setelah puas di Goa Langse, sayapun kembali ke tempat pos penjagaan.
Didepan Goa Langse


Sejarah Goa Langse
Merupakan goa pertapaan yang berwujud suatu lorong di bawah batu karang,yang mulutnya menghadap kearah laut lepas. Goa ini dapat dicapai dengan menuruni batu karang yang terjal, dan berbatuan melalui tangga dari tali atau bambu, untuk itu diperlukan suatu keberanian yang prima dan ketrampilan khusus. Pada saat air laut pasang, mulut goa ini tertutup oleh air laut, sehingga untuk masuk atau keluar dari goa, hanya dapat dilakukan pada saat air laut surut.

Gunungkidul memang kental dengan mitos. Ribuan tempat yang dipercaya memiliki nilai spiritualitas tersebar di banyak tempat. Lagi-lagi karena daerah ini memiliki sejarah panjang dan hubungan dengan banyak kerajaan seperti Majapahit dan Mataram yang menjadikan mitos itu begitu kuat. Lagi-lagi ini mitos. Ada yang meyakini ada yang tidak. Salah satu tempat yang cukup terkenal adalah Gua Langse di tebing pantai selatan yang berada di Pedukuhan Gabug, Kecamatan Purwosari Gunungkidul.

Suasana pantai, panorama laut selatan dan sunset menambah keindahan pemandangan di sekitar gua yang amat luas ini. Dipenuhi stalaktit dan stalakmit, sungai bawah tanah yang sangat licin, serta sebuah sumur berair tawar.

Gua Langse merupakan tempat ziarah atau wisata rohani dan dibuka untuk umum sejak tahun 1948. Panembahan Senopati melakukan tirakat selama 40 hari di gua ini memohon tambahan kekuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebelum memulai membuka Alas Mentaok yang akan digunakan sebagai ibukota Kerajaan Mataram. Gua Langse pernah juga dipakai tirakatan oleh Sunan Kalijaga, Syekh Siti Jenar, Raja-raja Mataram, Pangeran Diponegoro, bahkan Presidan RI Soekarno, Soeharto dan Jendral Sudirman.

Gua Langse berada di sebelah tenggara pantai Parangtritis dan Pantai Parangndok. Akses menuju lokasi cukup jelas ketika berada di Pantai Parangtritis atau Gardu Pandang Parangndok karena sudah ada plang yang mengarahkan perjalanan. Kedalaman Gua Langse ini sekitar 100-200 meter dengan dua ruangan utama, di dalam gua terdapat tempat ritual. Pelaku spiritual yang sungguh-sungguh bersamadi di ruang dalam yang gelap gulita. Sedangkan para pemula bisa tetirah di dekat dengan mulut gua atau di sebuah bangunan yang lokasi tidak jauh dari lokasi gua yang dibangun oleh kelompok Penghayat Kepercayaan Purnomo Sidi dari Kedunglumbu Surakarta.

Gua Langse ini dulu juga merupakan tempat bersarangnya Burung Walet, namun sekarang burung-burung itu sudah tidak ada lagi di tempat ini. Dengan ketinggian tebing nyaris tegak lurus, perjalanan menuju wisata Gua Langse menjadi tantangan tersendiri. Jalan menuju ke kaki tebing tempat gua berada berupa campuran antara tangga, akar dan tonjolan bebatuan. Di dalam gua terdapat peraturan dilarang berbicara, memotret dan menghidupkan cahaya, khususnya di ruangan semedi.


Cerita lain menurut Dr. Hermanus Johannes de Graaf, ilmuwan Belanda yang mengkhususkan diri dalam pengkajian tanah Jawa, menyebut Goa Langse sebagai Goa Kanjeng Ratu Kidul. Oleh sebab itu, Goa ini merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh reraja Mataram. Di Goa ini konon pernah bersemedi pula Syekh Siti Jenar maupun Sunan Kalijaga.

Tempat pertemuan dua penguasa dari alam yang berbeda itu dikenal dengan nama Goa Langse. Goa ini termasuk dalam wilayah administratif Desa Girirejo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta. Goa yang hingga kini dikenal sebagai tempat semadi atau “nenepi” itu jaraknya sekitar 30 kilometer arah selatan Kota Yogyakarta. Setiap hari, selalu ada orang yang mendatangi tempat ini, dengan maksud memanjatkan doa agar memperoleh keberhasilan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Pada saat tertentu seperti malam Selasa dan Jumat Kliwon, pengunjung Goa Langse lebih banyak lagi jumlahnya, rata-rata mencapai 30 orang.

1 komentar: